Pesan Sumpah Pemuda untuk Pemuda Alor
Dalam konteks Kabupaten Alor, pesan Sumpah Pemuda terasa semakin relevan. Beberapa bulan terakhir, aktivitas masyarakat Alor dihantui dengan berbagai konflik antarpemuda. Hal ini terjadi karena fanatisme kelompok, perbedaan kecil yang dibesar-besarkan serta dipengaruhi oleh minuman keras yang merusak akal sehat. Situasi ini telah mengganggu stabilitas sosial, aktivitas masyarakat, bahkan kinerja pemerintahan.
Fenomena ini menjadi cermin bahwa api Sumpah Pemuda mulai redup — ketika energi muda tidak lagi diarahkan untuk membangun, melainkan saling menjatuhkan.
Padahal, pemuda adalah modal sosial dan moral terbesar daerah ini.
Sudah saatnya energi muda Alor kembali pada hal-hal produktif dan kolaboratif. Membangun komunitas kreatif, menjaga keamanan lingkungan, menggerakkan kegiatan sosial dan keagamaan, serta menjadi jembatan antarwarga. Pemuda harus menjadi pemersatu, bukan pemecah; penenang, bukan pemantik.
Pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat perlu hadir memberikan ruang dan bimbingan. Sehingga potensi besar generasi muda tidak berubah menjadi bara konflik, melainkan menjadi api semangat yang menghidupkan makna Sumpah Pemuda.

Penutup
Sumpah Pemuda bukan sekadar tiga kalimat bersejarah, namun ia adalah peringatan keras agar bangsa ini tidak pecah karena perbedaan.
Para pemuda 1928 berani menanggalkan identitas kedaerahan demi nama Indonesia. Mereka tidak menunggu waktu yang tepat untuk bersatu, namun mereka menciptakan waktu tersebut.
Kini, giliran generasi muda mengambil peran.
Menjadi pemuda hari ini bukan hanya soal gaya, status, atau popularitas. Tetapi keberanian untuk berpikir jernih di tengah riuhnya perbedaan, dan kekuatan untuk menyalakan api persatuan di tengah gelapnya kebencian.
Karena sejatinya, penjajahan paling berbahaya bukan datang dari bangsa lain, tetapi dari sikap kita sendiri yang abai terhadap nilai persaudaraan.
Ketika pemuda memilih untuk bersatu, berpikir jernih, dan bekerja untuk kebaikan, maka api Sumpah Pemuda akan terus menyala. Tidak hanya di dalam lembaran buku sejarah, tetapi di setiap rumah, di jalanan, di sudut ruangan publik, dan di hati masyarakat Alor.
Mari jaga belahan “Surga di Timur Matahari” dengan semangat Sumpah Pemuda. Semangat yang menyatukan langkah, menyalakan harapan, dan menjaga bara persaudaraan agar tak pernah padam di bumi Alor.












