Home / Politik / 82 Tahun PETA: Warisan Juang untuk Generasi Muda Indonesia

82 Tahun PETA: Warisan Juang untuk Generasi Muda Indonesia

Oleh: Tim Redaksi Alor News

Alor News – Setiap tanggal 3 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari berdirinya Pembela Tanah Air (PETA). Peringatan ini mengingatkan kita pada berdirinya PETA pada 3 Oktober 1943 di masa pendudukan Jepang.

Awalnya, PETA dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang dengan tujuan utama memperkuat pertahanan militer mereka menghadapi Sekutu di Perang Pasifik. Jepang membutuhkan dukungan tenaga lokal untuk menambah pasukan, sehingga memberikan pelatihan militer kepada pemuda Indonesia.

Walaupun niat awal Jepang bersifat strategis untuk kepentingannya sendiri, kesempatan ini justru dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk belajar ilmu militer, disiplin, serta membangkitkan kesadaran perjuangan kemerdekaan. Seperti yang ditulis Nugroho Notosusanto dalam Tentara PETA pada Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia (1979), keberadaan PETA menjadi titik awal terbentuknya kader-kader militer Indonesia yang berpengalaman.

Dari PETA lahirlah banyak tokoh pejuang besar, salah satunya Sudirman, yang kemudian dikenal sebagai Jenderal Besar TNI. Sejarahwan George McTurnan Kahin dalam Nationalism and Revolution in Indonesia (1952) menjelaskan bahwa pengalaman organisasi ini memberikan bekal yang kuat bagi perjuangan bersenjata setelah proklamasi kemerdekaan. Semangat juang yang terbentuk di tubuh PETA menjadi fondasi penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah 17 Agustus 1945.

Pasukan PETA juga tercatat dalam sejarah melalui beberapa perlawanan heroik. Salah satu yang terkenal adalah Pemberontakan PETA di Blitar pada 14 Februari 1945, yang dipimpin oleh Shodanco Supriyadi.

Walaupun pemberontakan ini berhasil dipadamkan Jepang, tetapi peristiwa ini membuktikan bahwa PETA bukan sekadar alat Jepang, melainkan wadah perlawanan bangsa yang haus kemerdekaan. Menurut M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200–2008 (2008), pemberontakan Blitar menjadi simbol kesadaran nasional yang terus menyala hingga masa kemerdekaan.

Selain itu, banyak bekas anggota PETA yang kemudian terjun langsung dalam berbagai pertempuran mempertahankan kemerdekaan, termasuk Pertempuran Surabaya 10 November 1945, Pertempuran Ambarawa, dan berbagai perlawanan rakyat lainnya.

Memperingati Hari Ulang Tahun PETA bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga meneguhkan nilai-nilai yang diwariskan: keberanian, persatuan, disiplin, dan pengabdian kepada tanah air.

Di tengah tantangan zaman modern, nilai-nilai ini tetap relevan untuk membangun generasi muda yang tangguh, berkarakter, dan cinta tanah air. Seperti disebutkan dalam laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, semangat PETA adalah warisan berharga yang harus terus dihidupkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hari ini, 3 Oktober 2025, mari kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun PETA sebagai momentum untuk menyalakan kembali semangat perjuangan, menjaga persatuan, dan berkontribusi nyata bagi bangsa Indonesia.***

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *